Bukan Sekedar “Bakiak”
Bakiak, dulu hanya sekedar terompah kelas rendah yang hanya berjasa ketika kita hendak memasuki kamar kecil. Tetapi sungguh merupakan satu media yang sangat baik untuk menggambarkan kinerja sebuah team ketika kita buat rongga lubang kakinya lebih dari sepasang.
Bakiak, dulu hanya sekedar terompah kelas rendah yang hanya berjasa ketika kita hendak memasuki kamar kecil. Tetapi sungguh merupakan satu media yang sangat baik untuk menggambarkan kinerja sebuah team ketika kita buat rongga lubang kakinya lebih dari sepasang.
Begitu melihatnya, anak-anak langsung antusias mencoba menyelipkan kaki-kaki kecil mereka. Bentuknya yang panjang, memang merepotkan jika dipakai hanya oleh satu anak saja. Menjadi sesuai ketika 3 orang anak mencobanya.
Jatuh, bangun, coba dan mencoba lagi mereka dengan penuh antusias. Berjalan-berlomba untuk saling mendahului. Jengkel dan marah - ketika jatuh, saling menyalahkan - ketika kalah beradu cepat, dan rasa tidak puas - tumpah ketika mereka belum siap memainkannya.
Saya hanya tersenyum dan menggandeng mereka dalam sebuah lingkaran, dan berusaha memahami apa arti sebuah bakiak yang mereka mainkan. Mengapa sulit memainkannya ? Mengapa tidak bisa cepat dan terasa berat ? Mengapa jatuh ?
Saya hanya tersenyum dan menggandeng mereka dalam sebuah lingkaran, dan berusaha memahami apa arti sebuah bakiak yang mereka mainkan. Mengapa sulit memainkannya ? Mengapa tidak bisa cepat dan terasa berat ? Mengapa jatuh ?
Yuk…, kita belajar mengenal arti sebuah KERJASAMA dengan media BAKIAK.
Sebelumnya saya melontarkan beberapa pertanyaan untuk membukanya : Saat kalian tadi terjatuh, Ibu bertanya siapa yang bersalah ketika mereka jatuh ? Mereka langsung tunjuk sana dan sini saling menyalahkan. “Lalu mengapa kalian tidak bisa lebih cepat dari yang lain ?” Tanya saya pada kelompok lain. Lalu ada anak yang nyeletuk, “habis dia tidak mau angkat kakinya-bakiak kami rasanya berat sekali”.
Saya tersenyum melihat mereka beradu pendapat, tidak apa-apa mereka memang cerdas, kritis dan penuh semangat. Lalu saya terangkan bahwa permainan bakiak kelompok adalah permainan yang mengutamakan kerjasama. Dimana dengan kerjasama akan timbul keselarasan gerak dan kekompakan.
Pelajaran yang dapat kita petik dari permainan ini adalah :
- Latih kekompakan dimana langkah kaki harus serempak dan seirama menuju satu tempat sebagai garis akhir. Memadukan langkah kiri dan kanan, menyamakan tinggi langkah serta panjang langkah bersama-sama juga merupakan kunci dari ketrampilan permainan ini.
- Fokus – Pusatkan perhatian pada bakiak, kerjasama dan tujuan. Jangan terpengaruh dengan tujuan lain atau laju dari langkah bakiak lawan. Kendalikan emosi – jangan buyarkan konsentrasi dan kekompakan hanya karena bernafsu ingin mengalahkan kelompok lain, agar kita tidak terjatuh.
- Perhatikan kemampuan team dan padukan kekuatan teman-temanmu untuk mencapai hasil yang maksimal. Oleh karenanya jangan abaikan temanmu ketika terlepas dari ikatan bakiaknya. Karena itu akan menggagalkan tujuan bersama.
Ada bapak yang tersenyum ketika saya memberikan pengarahan kepada anak-anak, melihat saya begitu serius seakan menerangkan sebuah permainan professional. Tapi saya tidak mempedulikannya, karena saya merasa anak-anak perlu mengetahui inti dari sebuah kerjasama yang baik.
Penting bagi mereka bahwa, untuk membentuk sebuah team yang unggul diperlukan :- Ketrampilan - Diperlukan banyak latihan - berlatih, berlatih dan berlatih untuk mempertajam ketrampilannya.
- Fokus - Tentukan arah bersama, tentukan target yang menjadi tujuan bersama. Jangan biarkan kelompok lain merusak semangat team dan memanfaatkan celah itu untuk menghancurkan benteng pertahanan team.
- Padukan - Dalam satu team tidak ada seorang yang lebih pintar atau lebih terampil dari yang lainnya. Hargai kemampuan orang lain. Ambillah peran, mainkan dan ikutlah berperang. Berkolaborasi dan padukan kemampuan individu menjadi kekuatan team.
Jika Kalah ? WOW … ya tentu saja kita harus bangun doong ! Berbesar hati agar kita bisa Bangkit dan memetik pelajaran atas kekalahan yang dialami, Temukan apa yang menjadi kekurangan kita. Bangkit dan kembali bertarung menjadi PEMENANG. Kalah bukan berarti menyerah bukan ?
Untuk itu, mari bekerjasama membentuk anak super ( SUPERKID ) yang terampil, dapat menentukan target dan arah tujuan dan mampu berkolaborasi. Mari kita mengobarkan semangat juang yang tinggi, menempa mereka agar setangguh benteng baja dan tidak takut kalah - apalagi takut menang, cetak mereka menjadi generasi bermental PEMENANG !
Salam,
Helena Harijati
Untuk itu, mari bekerjasama membentuk anak super ( SUPERKID ) yang terampil, dapat menentukan target dan arah tujuan dan mampu berkolaborasi. Mari kita mengobarkan semangat juang yang tinggi, menempa mereka agar setangguh benteng baja dan tidak takut kalah - apalagi takut menang, cetak mereka menjadi generasi bermental PEMENANG !
Salam,
Helena Harijati
1 komentar:
Salut untuk bu Helena Bambang....semangatnya menjadikan contoh untuk kami..khususnya saya..he...he..he.. Wah yang lain ...kemana ya..ayo dong comment nya ditunggu
Posting Komentar